Aku mempunyai seorang adik
laki-laki.Dia masih duduk di kelas 6 Sekolah Dasar. Dia dikatakan kurang cerdas di sekolah. Tetapi dia
adalah anak yang rajin beribadah. Setiap sore selalu kemusholah
untuk mengaji. Bertepatan dengan bulan Ramadhan, diadakan ceramah setiap menjelang magrib di masjid.
Adik tidak pernah absen mengikuti acara itu, sekalian berbuka dan
sholat berjama'ah di sana.
Adik mengeluhkan pusing setelah satu minggu berpuasa, badannya demam tinggi. Dia tetap berpuasa meskipun sudah dilarang. Orang tuaku mengira hanya demam biasa, setelah dibawa kedokter ternyata dia terserang tifus. Ya, dia harus rawat inap di rumah sakit selama 3 hari. Setelah satu hari di rumah dia mengeluhkan sakit pada matanya. Orang tuaku segera membawanya ke RSUD. Dokter mengatakan bahwa adik terkena difteri, sejenis penyakit menular dan langka . Dia harus ditempatkan di ruang isolasi selama 10 hari, dan boleh dirawat di ruang biasa setelahnya. Tetapi Tuhan berkehendak lain, tepat 10 hari adik di ruang isolasi kondisinya bertambah drop. Dokter berkata penyakitnya sudah menyebar keseluruh tubuh dan kemungkinan hidupnya kecil.
Malam takbirpun tiba. Adik memaksa untuk bermalam takbir di rumah. Dan itu tidak mungkin dengan kondisinya sekarang. Dia mencabut sendiri jarum infus yang menancap ditangannya, tanpa sepengetahuan ibu. Ibu panik ketika mengetahui hal itu. Dan segera memanggil dokter.
Semua keluarga dan saudara berkumpul di ruangan adikku keesokan harinya. Mereka saling berma'af-maafan dan berlinang air mata, karena melihat kondisi adik. Empat hari setelah lebaran berlalu. Malam hari sekitar jam 11. Ibu menelfonku beliau menanyakan, apakah penyakit difteri itu bisa menyebabkan kebutaan?. Aku bertanya-tanya, kenapa ibuku menanyakan hal itu?. Ternyata mata adikku tidak bisa melihat kala itu. Ya Allah coba'an itu datang lagi. Matanya tetap tidak bisa melihat meskipun satu minggu telah berlalu. Dokter menyarankan untuk dirujuk ke rumasakit Dr.Soetomo Surabaya. Tanpa berfikir panjang, orang tuaku langsung membawa dia kesana dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Di Rumah Sakit Surabaya, dokter menyatakan kalau adik terkena radang selaput otak yang sudah parah. Dia dirawat di Surabaya selama 2 bulan. Orang tuaku membawanya pulang karena sudah tidak ada biaya. Adik tidak langsung dibawa pulang ke rumah setelah sampai di Lumajang. Dia dibawa ke Rumah Sakit lagi selama 1 bulan. Dokter sudah menyatakan kalaupun adik sembuh dia lumpuh total. Semua keluargaku hanya bisa mendo'akan yang terbaik buat adikku.
Tuhan berkehendak lain. Subhanallah, setelah dapat sebulan di rumah, adik sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Semua keluargaku lebih rajin lagi untuk beribadah. Embah saya tidak sholat, Alhamdulillah sekarang sudah mulai sholat dan bertambah rajin. Hari-hari terus berlalu. Sampai sekarang, adikku sudah mulai bisa berjalan meskipun sempoyongan :D. Dan matanya masih belum bisa melihat. Semoga saja Allah memberi keajaiban kepada adikku agar bisa sembuh total. AMINN :)
Manusia hanya bisa berusaha dan merencanakan Tetapi hanya Tuhan yang bisa menentukan :)
Allah memberikan Hidayah dibalik musibah :)
Adik mengeluhkan pusing setelah satu minggu berpuasa, badannya demam tinggi. Dia tetap berpuasa meskipun sudah dilarang. Orang tuaku mengira hanya demam biasa, setelah dibawa kedokter ternyata dia terserang tifus. Ya, dia harus rawat inap di rumah sakit selama 3 hari. Setelah satu hari di rumah dia mengeluhkan sakit pada matanya. Orang tuaku segera membawanya ke RSUD. Dokter mengatakan bahwa adik terkena difteri, sejenis penyakit menular dan langka . Dia harus ditempatkan di ruang isolasi selama 10 hari, dan boleh dirawat di ruang biasa setelahnya. Tetapi Tuhan berkehendak lain, tepat 10 hari adik di ruang isolasi kondisinya bertambah drop. Dokter berkata penyakitnya sudah menyebar keseluruh tubuh dan kemungkinan hidupnya kecil.
Malam takbirpun tiba. Adik memaksa untuk bermalam takbir di rumah. Dan itu tidak mungkin dengan kondisinya sekarang. Dia mencabut sendiri jarum infus yang menancap ditangannya, tanpa sepengetahuan ibu. Ibu panik ketika mengetahui hal itu. Dan segera memanggil dokter.
Semua keluarga dan saudara berkumpul di ruangan adikku keesokan harinya. Mereka saling berma'af-maafan dan berlinang air mata, karena melihat kondisi adik. Empat hari setelah lebaran berlalu. Malam hari sekitar jam 11. Ibu menelfonku beliau menanyakan, apakah penyakit difteri itu bisa menyebabkan kebutaan?. Aku bertanya-tanya, kenapa ibuku menanyakan hal itu?. Ternyata mata adikku tidak bisa melihat kala itu. Ya Allah coba'an itu datang lagi. Matanya tetap tidak bisa melihat meskipun satu minggu telah berlalu. Dokter menyarankan untuk dirujuk ke rumasakit Dr.Soetomo Surabaya. Tanpa berfikir panjang, orang tuaku langsung membawa dia kesana dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Di Rumah Sakit Surabaya, dokter menyatakan kalau adik terkena radang selaput otak yang sudah parah. Dia dirawat di Surabaya selama 2 bulan. Orang tuaku membawanya pulang karena sudah tidak ada biaya. Adik tidak langsung dibawa pulang ke rumah setelah sampai di Lumajang. Dia dibawa ke Rumah Sakit lagi selama 1 bulan. Dokter sudah menyatakan kalaupun adik sembuh dia lumpuh total. Semua keluargaku hanya bisa mendo'akan yang terbaik buat adikku.
Tuhan berkehendak lain. Subhanallah, setelah dapat sebulan di rumah, adik sudah bisa menggerakkan tangan dan kakinya. Semua keluargaku lebih rajin lagi untuk beribadah. Embah saya tidak sholat, Alhamdulillah sekarang sudah mulai sholat dan bertambah rajin. Hari-hari terus berlalu. Sampai sekarang, adikku sudah mulai bisa berjalan meskipun sempoyongan :D. Dan matanya masih belum bisa melihat. Semoga saja Allah memberi keajaiban kepada adikku agar bisa sembuh total. AMINN :)
Manusia hanya bisa berusaha dan merencanakan Tetapi hanya Tuhan yang bisa menentukan :)
Allah memberikan Hidayah dibalik musibah :)
"Aku mempunyai seorang adik laki-laki. Dia masih duduk di bangku kelas 6 SD. Katanya, dia kurang cerdas di sekolah. Tetapi di rumah, dia adalah anak yang rajin beribadah. Buktinya, setiap sore dia rajin pergi ke mushola untuk mengaji. Setiap bulan Ramadhan, adikku juga tidak pernah absen mengikuti ceramah menjelang maghrib sekaligus berbuka dan sholat berjama'ah di sana. Meskipun masih kecil, adikku punya iman yang sangat kuat.
BalasHapusBegitupun ketika cobaan datang...
Suatu hari ketika bulan Ramadhan, dia mengeluhkan pusing..."
Note: Sudah bagus Ir, tinggal ditingkatkan lagi kepekaan menulisnya dengan terus2an nulis. Lanjutkan ya. Challenge buat hari ini, kamu nulis tentang salah satu profil desainer grafis. Namanya Paul Rand. Sumbernya cari2 di Google saja. Besok dibahas
iya mas.
Hapus